Rabu, 18 Oktober 2017

Anies Baswedan Diminta Untuk Tidak Bermain Politik Identitas dan Memperkeruh Suasana



Anies Baswedan Diminta Tak Bermain Politik Identitas

 Anies Baswedan
Burhanuddin Muhtadi selaku Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia mengingatkan kepada Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta agar tidak bermain dengan isu SARA atau politik identitas. Diharapkan dengan menjadi Gubernur baru DKI Jakarta, Anies dapat meredam suasana Jakarta yang saat ini sudah terlalu rentan terhadap isu berbau SARA. Apalagi belakangan ini warga DKI sempat terbelah pasca-Pilkada lalu. Hal ini disampaikan oleh Burhanuddin Muhtadi beberapa saat yang lalu menanggapi pidato Anies Baswedan yang entah sengaja atau tidak telah menyinggung kata "pribumi". Pidato tersebut adalah pidato pertama usai Anies Baswedan resmi dilantik sebagai Gubernur DKI.





Anies Baswedan
Dari penilaian Burhanuddin, pidato 22 menit Anies Baswedan tersebut terkesan disengaja untuk menyelipkan kata pribumi. Terlebih lagi kata pribumi sangat sensitif seolah tengah mengirim pesan kepada kelompok pemilih tertentu dalam pemilu presiden 2019. Bukan tanpa alasan, penilaian ini didasarkan pada kutipan Anies Baswedan yang diduga meniru pribahasa lokal dari berbagai daerah seperti Batak, Madura, Minahasa. Jika ditelusuri lebih jauh lagi, kata "pribumi" dalam pidato Anies Baswedan tak hanya digunakan untuk menggambarkan sejarah masa lalu Indonesia namun menyinggung pihak tertentu. Jelasnya adalah usai mengucapkan kata-kata 'rakyat pribumi yang dulu dikalahkan dan ditindas', AniesBaswedan menyambungnya dengan kata yang terkesan menyinggung yaitu 'kini saatnya setelah kita merdeka, kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri'.





Anies Baswedan
Bukan hanya sampai disitu saja, bahkan setelahnya Anies Baswedan mengutip peribahasa Madura ‘ibarat itik yang bertelur, ayam yang mengerami’. Arti darikata itu adalah ibarat kita yang bekerja keras namun orang lain yang menikmati hasilnya. Burhanuddin menganggap bahwa apa yang disampaikan Anies Baswedan terkait isu pribumi dan nonpribumi tak seharusnya menyinggung pihak tertentu. Apalagi mengingat pertanda lain dari spanduk di depan Balai Kota yang isinya adalah tentang terpilihnya Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta merupakan kebangkitan pribumi Muslim. Lagi- lagi kata Pribumi digunakan untuk menunjukkan kelompok tertentu.


Baca juga info : kursus bahasa arab di pare
  

Anies Baswedan
 Burhanudin mengaku bahkan apa yang diungkapkan oleh Anies Baswedan ini bisa membahayakan kemajemukan bangsa Indonesia. Apalagi mengingat posisi Anies saat ini yang merupakan seorang Gubernur ibu kota. Jika memang pada akhirnya Anies Baswedan memang ingin maju Pilpres 2019, tentu itu bukan masalah karena bahkan Presiden Joko Widodo pun pernah melakukan hal serupa. Namun jika memanfaatkan politik identitas untuk mencapai hal itu maka Indonesia akan terancam bahaya perpecahan antar ras dan agama. Burhanudin menyayangkan sikap Anies tersebut. Burhanudin menyebutkan bahwa usai Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur, seharusnya ia mampu menetralisir perpecahan yang terjadi saat pemilihan gubernur lalu. Bukan malah memperkeruh keadaan dan menimbulkan perpecahan lagi.
Anies Baswedan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar